“Muhammad bin Salam bercerita kepada kami, Makhlad menceritakan kepada kami, Ibnu Juraij bercerita kepada kami, Musa bin Uqbah bercerita kepadaku dari Nafi‘, dari Abu Hurairah ra., ia berkata dari Nabi saw., beliau bersabda, “Dan Abu ‘Ashim dari Ibnu Juraij mengikutinya dengan berkata, Musa bin Uqbah bercerita kepadaku dari Nafi‘ dari Abu Hurairah dari Nabi saw., beliau bersabda, “Apabila Allah mencintai hamba, maka Dia menyeru kepada Jibril, ‘Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia.’ Lalu Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru kepada penghuni langit, ‘Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia.’ Lalu penghuni langit mencintainya, kemudian ia menjadi orang yang diterima di bumi.’” (Diriwayatkan oleh Imam Bukhari dalam Kitab Bad'ul Khalqi, Bab Menyebut Malaikat, Jilid IV halaman 111)
“Zuhair bin Harb bercerita kepada kami, Jarir bercerita kepada kami dari Suhail bin Abu Saleh dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. ia berkata, Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Dia menyeru kepada Jibril ra., seraya berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mencintai Fulan, maka cintailah dia.’ Beliau bersabda, ‘Maka Jibril mencintainya. Kemudian Jibril menyeru kepada penghuni langit dengan berkata, ‘Sesungguhnya Allah mencintai Fulan, maka cintailah ia.’ Maka penghuni langit mencintainya.’ Beliau bersabda, ‘Kemudian ia diterima di bumi.’ Apabila Allah membenci hamba, maka Dia menyeru kepada Jibril seraya berfirman, ‘Sesungguhnya Aku membenci Fulan, maka bencilah ia.’ Lalu Jibril pun membencinya. Kemudian Jibril menyeru kepada penghuni langit, ‘Sesungguhnya Allah membenci Fulan, maka bencilah ia.’ Beliau bersabda, ‘Lalu ia pun dibenci oleh penduduk langit, kemudian ditetapkan kebencian baginya di bumi.’” (Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab Kebajikan (Birr) dan Hubungan (Silah), Jilid X halaman 63. Hamisy Qasthalani, Bab Apabila Allah Mencintai Seorang Hamba maka Para Hamba Dibuat Mencintainya)
“Dari Malik dari Suhail bin Abu Saleh dari ayahnya dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Apabila Allah mencintai hamba, maka Dia berfirman kepada Jibril, ‘Saya mencintai Fulan, maka cintailah ia.’ Maka Jibril pun mencintainya. Kemudian Jibril menyeru penghuni langit, ‘Sesungguhnya Allah telah mencintai Fulan, maka cintailah ia.’ Maka penghuni langit pun mencintainya. Kemudian ia diterima di bumi. Jika Allah membenci hamba (Malik berkata), ‘Saya tidak menduga apa yang Allah firmankan, hanya saja dalam kebencian itu Dia berfirman seperti itu.’” (Diriwayatkan oleh Imam Malik dalam Al-Muwaththa' halaman 209, Hamisy Mashābihus Sunnah, Jilid II, Bab Sesuatu bagi Orang yang Saling Mencintai karena Allah)
“Dari Abu Hurairah ra. bahwasanya Rasulullah saw. bersabda, “Apabila Allah mencintai seorang hamba, maka Allah berfirman kepada Jibril, ‘Sesungguhnya Aku mencintai Fulan, maka cintailah ia.’ Beliau bersabda, ‘Lalu Jibril menyeru kepada penduduk langit, kemudian turunlah kecintaan baginya oleh penduduk bumi. Yang demikian ini sesuai dengan firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, Allah Yang Maha Pemurah akan menanamkan dalam (hati mereka) rasa kasih sayang” (QS. Maryam/19: 96). Apabila Allah membenci seorang hamba, maka Allah berfirman kepada Jibril, “Sesungguhnya Aku membenci Fulan dan dikumandangkan panggilan di langit, kemudian turunlah kebencian itu ke bumi terhadapnya.” Menurut Imam Tirmidzi ra. hadis ini adalah hasan dan shahih.
PENJELASAN HADIS
Imam Nawawi ra. menjelaskan, menurut para ulama kecintaan Allah Ta‘ala kepada hamba-Nya adalah kehendak Allah untuk berbuat baik, memberi petunjuk, kenikmatan dan rahmat kepada hamba-Nya. Sedang kebencian Allah kepada hamba-Nya adalah kehendak Allah untuk menyiksa, mencelakakannya dan lain sebagainya.
Adapun kecintaan Jibril dan para malaikat mengandung dua kemungkinan yaitu:
a.) Permohonan ampun dan pujian serta doa yang dipanjatkan oleh malaikat kepada hamba Allah.
b.) Kecintaan malaikat secara lahiriah, sebagaimana kecintaan yang berlaku di kalangan makhluk, seperti kecenderungan hati dan rasa rindu untuk bertemu kepadanya. Adapun yang mendasari kecintaan malaikat kepada hamba Allah adalah, ketaatan dan kecintaan hamba tersebut kepada Allah.
“Diterima di bumi...” Yang dimaksud yaitu, Allah menurunkan kasih sayang dan ridha kepada penduduk bumi, sehingga hati mereka condong dan ridha kepada hamba Allah tersebut. Demikianlah penjelasan Imam Nawawi.
Dari Suhail bin Abu Saleh, ia berkata, “Kami berada di Arafah, lalu Umar bin Abdul Aziz lewat di atas sekedup lalu orang-orang berdiri memandangnya. Saya berkata kepada ayahku, “Wahai Ayah, saya berpendapat bahwa Allah Yang Mahasuci dan Mahatinggi mencintai Umar bin Abdul Aziz.” Ia bertanya, “Apakah itu?” Saya menjawab, karena ia begitu dicintai oleh rakyatnya. Ia berkata, “Demi ayahmu, saya mendengar Abu Hurairah menceritakan dari Rasulullah saw. kemudian ia menuturkan seperti hadis Jarir dari Suhail sebagaimana tersebut di atas. (Demikianlah penjelasan Imam Nawawi yang dikutip dari Shahih Muslim)
Sumber : Buku “Kumpulan Hadits Qudsi”