Nabi Luth as. adalah anak saudara laki-laki Nabi Ibrahim as. dan beliau menemani hijrah Nabi Ibrahim dari negeri Babilonia ke negeri Syam (Kan’an = Palestina). Setelah meraih kesuksesan dan kekayaan, mereka membagi usaha peternakannya. Nabi Ibrahim as. berusaha di sebelah barat Palestina, sedangkan Nabi Luth as. tinggal di sebelah timur Palestina, dekat kota Sodom.
Di kota Sodom inilah Nabi Luth as. diutus oleh Allah swt, untuk meluruskan kaumnya yang tak bermoral. Mereka bangsa yang sangat durhaka kepada Allah yang tidak tahu malu, hidup bergelimang dengan kemaksiatan. Mereka mencintai sesama jenis (homosex), merampok, menganiaya dan berbagai kejahatan. Bahkan mereka tidak mengenal agama dan Tuhan.
Jika Nabi Luth as. mengajak kaumnya ke jalan yang benar dengan kearifan dan menakutinya dengan siksaan Allah, mereka menjawab, “Datangkanlah siksaan Allah itu, hai Luth, jika sekiranya engkau orang yang benar.” Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
“Dan (ingatlah) ketika Luth berkata kepada kaumnya, ‘Kamu benarbenar melakukan perbuatan yang sangat keji (homoseksual) yang belum pernah dilakukan oleh seorang pun dari umat-umat sebelum kamu. Apakah pantas kamu mendatangi laki-laki, menyamun dan mengerjakan kemungkaran di tempat-tempat pertemuanmu?’ Maka jawaban kaum-nya tidak lain hanya mengatakan, ‘Datangkanlah kepada kami azab Allah, jika engkau termasuk orang-orang yang benar.’” (QS. Al-Ankabut/29: 28-29)
Setelah mendengar kaumnya mengejek dan hendak mengusirnya, maka Nabi Luth berdoa kepada Allah, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an:
“Dia (Luth) berdoa, ‘Ya Tuhanku, tolonglah aku (dengan menimpakan azab) atas golongan yang berbuat kerusakan itu.’” (QS. Al-‘Ankabut/29: 30)
Doa Nabi Luth ini dikabulkan Allah, diutuslah para malaikat untuk menurunkan azab terhadap kaum Nabi Luth yang durhaka dan mengingkari Allah. Sebelum mendatangi Nabi Luth dan kaumnya, para malaikat lebih dahulu mendatangi Nabi Ibrahim untuk mengabarkan kepadanya bahwa mereka diutus Allah untuk menghancurkan penduduk Sodom, karena kejahatan dan perbuatan kejinya. Maka terperanjatlah Nabi Ibrahim mendengar kabar dari para malaikat itu, dan berkata, “Ya Tuhan, di dalam negeri itu terdapat Nabi Luth, bagaimana ia jika negerinya hancur?” Sebagaiamana firman Allah dalam Al-Qur'an:
“Ibrahim berkata, ‘Sesungguhnya di kota itu ada Luth.’ Mereka (para malaikat) berkata, ‘Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami pasti akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia termasuk orang-orang yang tertinggal (dibinasakan).’” (QS. Al-‘Ankabut/29: 32)
Sebelum negeri Nabi Luth dimusnahkan, datanglah para malaikat itu menyerupai remaja tampan, semuanya ke rumah Nabi Luth, maka beliau pun merasa susah karena takut kalau tamu-tamunya itu dirampas kaumnya.
Kekhawatiran Nabi Luth ternyata benar, karena tiba-tiba datanglah kaum Nabi Luth ke rumahnya seraya berkata, “Berikanlah tamu itu kepada kami supaya kami kawini ...”
Jawab Nabi Luth, “Janganlah kamu minta tamu-tamuku itu, dan jika kamu menginginkan istri, biarlah akan saya carikan wanita-wanita yang cantik dan halal bagimu untuk dikawini, dan mengapakah kamu sekalian tidak seorang pun yang berakal?”
Mereka menjawab, “Hai Luth! Kamu sudah tahu tentang aku, bahwa aku tak suka kepada orang perempuan.”
Firman Allah dalam Al-Qur'an:
“Dan ketika para utusan Kami (para malaikat) datang kepada Luth, dia merasa bersedih hati karena (kedatangan) mereka, dan (merasa) tidak mempunyai kekuatan untuk melindungi mereka, dan mereka (para utusan) berkata, “Janganlah engkau takut dan jangan (pula) bersedih hati. Sesungguhnya kami akan menyelamatkanmu dan pengikut-pengikutmu, kecuali istrimu, dia termasuk orang-orang yang tinggal (dibinasakan).” (QS. Al-‘Ankabut/29: 33)
Karena kejahatan dan kekejian kaumnya sudah melebihi batas, maka Nabi Luth diperintah Allah pergi bersama keluarganya dan orangorang yang beriman meninggalkan kaumnya karena azab sudah dekat. Sebagaimana firman Allah dalam Al-Qur'an:
“Mereka (para malaikat) berkata, ‘Wahai Luth! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah bersama keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?’” (QS. Hud/11: 81)
Dengan datangnya perintah dari Tuhan tersebut, maka keluarlah Nabi Luth beserta ahlinya yaitu orang-orang yang taat dan beriman kepada Allah. Kemudian tidak berapa lama datanglah siksaan Tuhan, sebagaimana tersebut dalam Al-Qur'an:
“Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkirbalikkan negeri kaum Luth, dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar.” (QS. Hud/11: 82)
“Yang diberi tanda oleh Tuhanmu. Dan siksaan itu tiadalah jauh dari orang yang zalim.” (QS. Hud/11: 83)
Demikianlah penjelasan tentang peristiwa azab yang menimpa kaum Nabi Luth sebagai contoh teladan bagi mereka yang mau memikirkan.
Wallahu A’lam
Sumber : Buku Riwayat 25 Nabi dan Rasul