Nabi Sulaiman as. keturunan Nabi Ibrahim yang ke-14, artinya Nabi Sulaiman anak Nabi Dawud as. Setelah Nabi Dawud meninggal Nabi Sulaiman menggantikan ayahnya, sebagaimana nabi-nabi yang lain. Nabi Sulaiman dikarunia mukjizat dari Allah swt., antara lain:
1.) Beliau dapat pergi ke mana-mana dengan mengendarai angin.
2.) Beliau dapat memerintah jin.
3.) Beliau mengetahui bahasa-bahasa makhluk selain manusia, seperti bahasa-bahasa binatang.
4.) Beliau raja dan nabi yang terkaya, memiliki kekayaan yang berlimpah-limpah, terdiri dari segala logam dan permata yang serba mahal. Istananya berkilau-kilauan penuh bertaburan intan permata.
5.) Beliau terkenal adil, bijaksana, cerdas karena ilmunya. Pengetahuannya tentang bahasa binatang-binatang dinyatakan dalam Al-Qur'an:
“Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” Maka dia (Sulaiman) tersenyum lalu tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia berdoa, “Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada kedua orang tuaku dan agar aku mengerjakan kebajikan yang Engkau ridai, dan masukkanlah aku dengan rahmat-Mu ke dalam golongan hamba-hamba-Mu yang saleh.” (QS. An-Naml/27: 18-19)
Ketika sedang melakukan perjalanan bersama rombongan, Nabi Sulaiman yang tengah berada di wilayah Yaman merasa kehausan. Kemudian Nabi Sulaiman memerintahkan burung Hud Hud untuk mencari sumber air, tetapi setelah ditunggu sekian lama burung Hud Hud tak kunjung kembali. Karenanya Nabi Sulaiman marah dan berujar, “Pasti akan kuhukum ia dengan hukuman yang berat atau kusembelih ia, kecuali jika ia datang kepadaku dengan alasan yang jelas, maka akan aku maafkan!” Beberapa saat kemudian datanglah burung Hud Hud, lalu berkata, “Maafkanlah aku yang Rasulullah! Aku telah tersesat di daerah yang jauh. Aku telah mengetahui sesuatu yang tidak engkau ketahui. Aku membawa berita benar dan mempunyai bukti tentang suatu negeri yang diperintah oleh seorang ratu bernama Bilqis. Ia telah dianugerahi kekuatan dan nikmat yang banyak, namun mereka ingkar atas nikmat yang diberikan oleh Allah swt., tidak beriman dan tidak menyembah-Nya, tetapi mereka menyembah dan bersujud pada matahari, dan setan telah menjadikan terasa indah bagi mereka kesesatan itu.
Mendengar laporan Hud Hud, hilanglah marah Nabi Sulaiman, karena tertarik mendengar penjelasannya. Kemudian Nabi Sulaiman menulis sepucuk surat kepada Ratu Bilqis yang berisi seruan, “Dengan nama Allah yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Janganlah engkau berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.”
Nabi Sulaiman mengutus burung Hud Hud untuk menyampaikan suratnya kepada Ratu Bilqis. Burung Hud Hud membawa surat itu, setibanya di negeri Saba, burung Hud Hud terus menjatuhkan surat itu dan kebetulan Ratu Bilqis sendiri yang menerimanya. Oleh Ratu Bilqis surat Sulaiman dibicarakan dalam rapat, dan sebagian peserta rapat itu menyetujui untuk menyerah kepada Nabi Sulaiman, sedang sebagian yang lain tidak mau menyerah dan mendesak agar melawan Sulaiman saja. Ratu Bilqis berkata, “Perang bisa saja! Namun selagi ada jalan damai, mengapa kita harus berperang. Sedangkan Nabi Sulaiman itu tidak mengajak berperang.” Pendapat Ratu Bilqis itu diterima. Kemudian ia mengutus beberapa pembesarnya untuk menyerahkan hadiah kepada Nabi Sulaiman, untuk mengetahui reaksi dan kekuatan Nabi Sulaiman.
Utusan Ratu Bilqis Menghadap Nabi Sulaiman
Burung Hud Hud memberitakan, kalau Ratu Bilqis akan mengirimkan utusan untuk menghadap Nabi Sulaiman. Kemudian datanglah utusan Ratu Bilqis. Alangkah herannya mereka. Tidak diduga sedikit pun bahwa Nabi Sulaiman sekaya itu. Utusan Ratu Bilqis menghadap Nabi Sulaiman seraya menyerahkan hadiah dari Ratu Bilqis kepadanya.
Nabi Sulaiman berkata kepadanya, “Apakah tuan-tuan akan memberi harta kepadaku? Maaf tuan-tuan, aku tidak memerlukan hadiah! Apa yang Allah karuniakan kepadaku lebih baik daripada apa yang Allah karuniakan kepadamu, tetapi tuan-tuan merasa bangga dengan hadiah itu. Kembalilah tuan-tuan, bawalah hadiah ini, katakan kepada Ratu Bilqis, bahwa aku memerlukan Ratu Bilqis dan rakyatnya menghentikan menyembah matahari. Sembahlah Tuhan Allah Yang Maha Esa. Kalau perintahku tidak dilaksanakan kami pasti akan mendatangi kalian dengan bala tentara yang kalian tidak mampu melawannya, dan akan kami usir kalian dari negeri Saba secara hina dan kalian akan menjadi tawanan yang hina dina.”
Kembalilah para utusan itu ke negeri Saba, diceritakan kepada Ratu Bilqis segala sesuatu mengenai Nabi Sulaiman, dan menyampaikan pesannya. Mendengar berita itu, Ratu Bilqis bersiap-siap untuk menghadap Nabi Sulaiman bersama pembesar-pembesar kaumnya.
Ratu Bilqis Menemui Nabi Sulaiman as.
Nabi Sulaiman telah mengetahui keberangkatan Ratu Bilqis untuk menemuinya. Maka Nabi Sulaiman ingin memperlihatkan kepada Ratu Bilqis sebagian mukjizat yang Allah lebihkan untuknya, sehingga hal itu menjadi bukti atas kenabiannya.
Kemudian Nabi Sulaiman berkata kepada para pembesarnya, “Siapakah di antara kamu yang sanggup membawa singgasana Bilqis kepadaku sebelum mereka datang kepadaku menyerahkan diri?” Seorang yang mempunyai ilmu dari Kitab berkata, “Aku akan membawa singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip.”
Maka seketika itu pula Nabi Sulaiman melihat singgasana terletak di hadapannya, Nabi Sulaiman berkata, “Ubahlah untuknya singgasananya, kita akan melihat apakah Bilqis mengenal atau tidak mengenal istananya lagi.”
Ketika Ratu Bilqis telah sampai di hadapan Nabi Sulaiman, bertanyalah Nabi Sulaiman kepadanya, “Serupa inikah singgasanamu?”. Jawab Ratu Bilqis, “Seakan-akan seperti itulah singgasanaku.”. Berkata Sulaiman, “Betul ini singgasanamu, aku bawa kemari dengan mudah, karena Allah telah memberikan pengetahuan kepada kami dan kami tunduk kepada-Nya.” Lalu Ratu Bilqis dipersilakan masuk ke dalam istana yang lebih dalam lagi, yang terbuat dari kaca yang putih bersih, dan di bawahnya ada air mengalir. Ketika Ratu Bilqis lewat di tempat itu, disingkapkannya kainnya dari betisnya, karena mengira lantai mahligai itu kolam air, dan ia takut kalau-kalau ia basah, maka Nabi Sulaiman berkata kepadanya, “Ini bukan air, tetapi mahligai ini terbuat dari kaca yang berkilau-kilauan.” Berkata Ratu Bilqis, “Ya Tuhanku, sungguh aku telah menganiaya diriku dan aku berserah diri bersama Nabi Sulaiman kepada Allah, Tuhan seluruh alam.”
Nabi Sulaiman Wafat
Ketika Allah swt. menetapkan kematian atas Nabi Sulaiman tidak ada makhluk lain yang mengetahuinya, termasuk para jin. Kematiannya baru disadari setelah tongkat yang dipegangnya rapuh karena dimakan rayap yang mengakibatkan Nabi Sulaiman jatuh tersungkur. Sebagaimana diterangkan dalam Al-Qur'an:
“Maka ketika Kami telah menetapkan kematian atasnya (Sulaiman), tidak ada yang menunjukkan kepada mereka kematiannya itu kecuali rayap yang memakan tongkatnya. Maka ketika dia telah tersungkur, tahulah jin itu bahwa sekiranya mereka mengetahui yang gaib tentu mereka tidak tetap dalam siksa yang menghinakan.” (QS. Saba'/34: 14)
Demikianlah kematian Nabi Sulaiman, yang menurut riwayat beliau meninggal sedang mengawasi jin-jin yang bekerja untuknya. Menurut riwayat lain beliau sedang mengawasi mereka yang membangun Masjid Aqsha (Baitulmaqdis). Setelah masjid selesai beliau terjatuh dari kursinya.
Wallahu A’lam
Sumber : Buku “Riwayat 25 Nabi dan Rasul”