Setelah Nabi Yunus dikeluarkan oleh Allah dari perut ikan besar. Nabi Yunus merasakan badannya terasa sakit semua, dan Allah memberikan petunjuk untuk memakan buah labu yang terdapat di dekat pantai. Setelah beberapa waktu hidup di sekitar pantai dengan mengonsumsi buah labu sebagai makanan dan obat bagi penyakitnya, akhirnya dia mulai merasa sehat kembali.
Ketika Nabi Yunus sehat, dia mulai bisa berjalan dan bergerak. Dia berjalan meninggalkan daerah itu. Lalu dia bertemu dengan seorang pemuda yang menggembala kambing. Nabi Yunus bertanya, “Dari kaum mana kamu berasal?”. Pemuda itu menjawab, “Dari kaum Yunus”. Maka Nabi Yunus memintanya agar menyampaikan salam kepada kaumnya dan memberitahukan kepada mereka bahwa dia telah bertemu Nabi Yunus.
Pemuda ini cerdik. Dia mengerti kebiasaan yang berlaku di dalam kaum Yunus, “Jika kamu benar Nabi Yunus, maka kamu mengetahui bahwa barangsiapa berdusta dan tidak mempunyai bukti, maka dia dibunuh. Lalu siapa yang akan bersaksi untukku?”. Nabi Yunus menjawab, “Pohon dan dataran ini yang akan bersaksi untukmu”. Pemuda itu berkata, “Perintahkan kepada keduanya!” (Yakni agar bersaksi untuknya). Nabi Yunus berkata kepada pohon dan dataran itu, “Jika pemuda ini mendatangi kalian berdua, maka bersaksilah untuknya”. Keduanya menjawab, “Ya”. Semua itu dengan kodrat Allah.
Pemuda itu pun pulang kepada kaumnya. Dia mempunyai saudara-saudara yang memiliki kedudukan dan kehormatan di kaumnya, sehingga dia bisa berlindung kepada mereka dari orang-orang yang hendak menyakitinya. Pemuda itu datang kepada raja untuk menyampaikan kalau dirinya telah bertemu dengan Nabi Yunus, dan Nabi Yunus menitipkan salam kepadanya dan kepada kaumnya. Sepertinya raja dan kaumnya telah yakin kalau Nabi Yunus telah binasa (ditelan ikan besar), lebih-lebih para penumpang perahu yang pada waktu itu bersama Nabi Yunus dalam satu perahu telah bercerita bahwa Nabi Yunus telah mencebur ke laut dan ditelan oleh ikan besar. Maka ucapan pemuda itu tentang Nabi Yunus dianggap dusta. Oleh karenanya raja memerintahkan agar pemuda itu dibunuh.
Pemuda itu menyatakan dirinya mempunyai bukti kebenaran. Maka raja mengirim beberapa orang untuk mengiringi pemuda itu. Ketika mereka tiba di pohon dan daratan yang diperintahkan oleh Nabi Yunus agar bersaksi untuk pemuda itu, dia berkata kepada pohon dan daratan tersebut, “Aku bertanya kepada kalian berdua dengan nama Allah, apakah Nabi Yunus memerintahkan kalian berdua untuk menjadi saksi bagiku?”. Keduanya menjawab, “Ya”.
Beberapa utusan raja yang mengiringi pemuda itu pun ketakutan. Mereka menyampaikan apa yang mereka saksikan kepada raja. Raja langsung turun dari singgasananya, menuntun pemuda itu dan mendudukkannya di singgasananya seraya berkata, “Kamu lebih berhak dengan tempat ini daripada aku”.
Rasulullah telah menyampaikan, bahwa pemuda ini memimpin kaum Yunus selama empat puluh tahun. Dia menegakkan urusan mereka dan memperbaiki perkara mereka. Dan nampaknya perintah Nabi Yunus kepada pemuda itu, agar menyampaikan salamnya kepada kaumnya dan memberitakan bahwa dirinya masih hidup dengan kesaksian daratan dan pohon itu, adalah untuk menunjukkan kepada kaumnya bahwa dia tidak berdusta kepada mereka. Semua itu terjadi dengan perintah Allah. Kesaksian daratan dan pohon itu bagi pemuda tersebut merupakan kesaksian Nabi Yunus bahwa dia adalah seorang Nabi. Dan Nabi adalah orang yang jujur, bukan pendusta.
Wallahu A’lam
Sumber : Kitab Shahihul Qishas
ADS HERE !!!