“Peliharalah semua shalat dan shalat wustha’ (ashar). Dan laksanakanlah (shalatmu) karena Allah dengan khusyu’.” (QS. Al-Baqarah : 238)
Bentuk redaksi semacam ini, disamping mengandung makna adanya dua pihak yang saling memelihara, juga mengisyaratkan bahwa aktifitas pemeliharaan itu dilakukan dengan sungguh-sungguh dengan penuh ketekunan. Memelihara shalat adalah melaksanakannya dengan tekun serta berkesinambungan sesuai dengan tuntunan agama, yakni memenuhi rukun, syarat, dan sunnah-sunnahnya tidak satu pun ditinggalkan. Kedua pihak yang ditunjuk oleh kata saling tersebut bisa juga adalah manusia dan shalat itu sendiri. Peliharalah shalat niscaya shalat akan memelihara kamu sehingga kamu tidak terjerumus ke dalam dosa, dan akan menjadi bukti kesalehan kamu kelak di hari kemudian, dengan demikian ia memelihara kamu dari siksa Ilahi.
Karena begitu istimewanya shalat, tentu saja banyak manfaat yang diperoleh ketika seseorang menjalankan shalat, baik dari segi ruhiyah maupun jasmaniah. Para ilmuwan, termasuk juga para ilmuwan barat yang notabene beragama di luar Islam, banyak mengadakan penelitian tentang salat, terutama terkait dengan kesehatan. Dr. Alexis Carel, Direktur riset di Rockefeller Foundation Amerika Serikat dan seorang penerima Nobel mengatakan, “Shalat memunculkan aktivitas pada perangkat anggota tubuh. Bahkan, shalat dianggap sebagai sumber aktivitas terbesar yang dikenal sampai saat ini. Sebagai seorang dokter, saya melihat banyak pasien yang gagal dalam pengobatan, dan dokter tidak mampu menanganinya. Lalu, ketika para pasien membiasakan shalat, justru penyakit mereka hilang. Sesungguhnya, shalat bagaikan tambang radium yang menyalurkan sinar dan melahirkan kekuatan diri. Shalat bukan sekedar mekanisme bacaan untuk doa-doa, tetapi meditasi suci. Shalat menciptakan fenomena yang mencengangkan dan mendatangkan kemukjizatan.”
Wallahu A’lam
ADS HERE !!!