“Maka pada hari ini Kami selamatkan badanmu supaya kamu dapat menjadi pelajaran bagi orang-orang yang datang sesudahmu dan sesungguhnya kebanyakan dari manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan Kami.” (QS. Yunus : 92)
Pada saat ayat ini diturunkan, tidak seorang pun mengetahui akan kebenaran informasi tersebut, karena kisah Fir’aun telah terjadi kurang lebih 3.000 tahun sebelumnya. Akan tetapi, pada tahun 1898, Loret menemukan sebuah mumi, lembah raja-raja yang teridentifikasi sebagai Mineptah, dan anak dari Ramses II di Thebes. Maurice Bucaille dalam bukunya Bibel, Quran, dan Sains Modern berkeyakinan bahwa Fir’aun tersebut adalah Fir’aun yang mengejar Nabi Musa dan bangsa Israil ketika keluar dari Mesir.
Pada tanggal 8 Juli 1907, Elliot Smith membuka perban-perban yang menyelubungi mumi tersebut dan memeriksa keadaannya. Smith menjelaskan bahwa mumi tersebut dalam keadaan baik walaupun ada beberapa kerusakan di beberapa bagian.
Pada bulan Juni 1975, Pemerintah Mesir memperbolehkan para peneliti untuk memeriksa bagian-bagian tubuh Fir’aun yang diketemukan serta mengambil gambarnya. Penelitian tersebut di bawah kepemimpinan Maurice Bucaille, yang merupakan seorang ahli bedah kenamaan Prancis dan pernah menjadi kepala klinik bedah di Universitas Paris. Penelitian dititikberatkan pada penyebab kematian Fir’aun dengan memeriksa tengkorak kepalanya. Dari hasil penelitian tersebut, disimpulkan bahwa kematian Fir’aun itu karena digulung oleh gelombang.
Hasil penemuan tim tersebut menunjukkan bahwa kebenaran ayat-ayat Al-Qur’an tidak diragukan lagi, bahwa Fir’aun benar-benar ditenggelamkan oleh Allah swt. dan jasadnya diselamatkan-Nya sebagai pelajaran bagi orang-orang setelahnya. Alangkah agungnya contoh-contoh yang diberikan oleh ayat-ayat Al-Qur’an tentang tubuh Fir’aun yang sekarang berada di ruang mumi di Museum Mesir di Kairo. Penyelidikan dan penemuan-penemuan modern telah menunjukkan kebenaran-kebenaran Al-Qur’an.
Wallahu A’lam
ADS HERE !!!