Silsilah atau biasa dikenal dengan garis nasab
adalah rangkaian keturunan yang ditarik ke belakang. Dalam masyarakat Jawa,
biasa disebut dengan nama-nama seperti: mbah, buyut, canggah, udek-udek
siwur, dll. Garis nasab sangat mungkin dapat menurunkan karakter, sifat,
keberanian, jejak langkah atau sepak terjang, bahkan mungkin bentuk dan gaya
tubuh. Ini tidak mustahil, karena memang aliran darah mbah-mbah kita akan
mengalir kepada keturunan-keturunannya. Ketika seseorang mempunyai garis nasab
yang baik, bukan tidak mungkin orang tersebut akan menjadi orang yang baik.
Ketika seseorang lahir dari garis nasab yang bermutu, bukan tidak mungkin orang
tersebut akan menjadi orang yang bermutu pula. Namun, bisa juga seseorang yang
mempunyai garis nasab yang baik menjadi orang yang tidak baik. Karena garis
nasab hanya penopang dan pendukung bagi keberlangsungan sepak terjang
seseorang. Dan yang menentukan adalah ikhtiar dan kesungguhan seseorang untuk
menjadi yang lebih baik setelah kehendak Allah swt.
Nabi Muhammad saw. pernah menyinggung dalam
beberapa sabdanya tentang memilih pasangan harus melihat garis nasab atau
silsilah.
عَنْ
أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ
تُنْكَحُ النِّسَاءُ لِأَرْبَعٍ لِمَالِهَا وَلِحَسَبِهَا وَلِجَمَالِهَا
وَلِدِينِهَا فَاظْفَرْ بِذَاتِ الدِّينِ تَرِبَتْ يَدَاكَ
Dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah saw.
bersabda: “Nikahilah perempuan karena empat faktor: Karena hartanya,
nasabnya, kecantikannya dan karena agamanya. Maka menangkanlah wanita yang
mempunyai agama, engkau akan beruntung.” (HR. Bukhari, Muslim, Nasa’i, Abu
Dawud, Ibnu Majah dan Ahmad)
اُنْظُرْ
فِى أَيِّ نِصَابٍ تَضَعُ وَلَدَكَ فَاِنَّ الْعِرْقَ دَسَّاسٌ
“Lihatlah
pada bagian mana anakmu lahir, sesungguhnya darah (gen) itu menurun”. (HR.
Ibnu Majah dan Ad-Dailami)
Dalam
dua hadits ini Rasulullah saw. memberikan nasihat kepada setiap orang yang
hendak menikah untuk memilih calon istrinya dengan cermat, karena keturunan
sangat memengaruhi sifat dan perilaku seseorang. Kecermatan ini diperlukan
untuk menjaga keselamatan keluarga dan keturunan yang dihasilkannya. Keluarga
merupakan fondasi yang menentukan kualitas masyarakat atau bangsa. Apabila
keluarga-keluarga yang membangun sebuah bangsa itu baik maka keturunan mereka
pun akan menjadi generasi yang baik. Dengan begitu, kebaikan akan menyebar ke seluruh
masyarakat. Baik dan buruk suatu masyarakat atau bangsa ditentukan oleh
baik-buruk unit-unit terkecil yang membangunnya, yaitu keluarga.
Silsilah atau garis nasab seseorang adalah
penopang seseorang dalam menggapai kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat.
Seseorang yang mempunyai garis nasab yang baik harus berusaha bagaimana meniru
dan meneruskan sepak terjang (perjuangan) mbah-mbahnya. Dan bila seseorang
mempunyai garis nasab yang tidak baik maka harus berusaha merubah diri menjadi
lebih baik dan ikhtiar mencetak keturunan-keturunan yang lebih baik lagi.
Raden Qomaruddin
Adalah salah seorang panglima perang (jenderal) yang diutus oleh Kanjeng Adipati Jepara untuk membantu Kanjeng Adipati Kaliwungu dalam rangka menumpas pemberontakan yang dipimpin Ki Kowek. Setelah Raden Qomaruddin berhasil menumpas pemberontakan dan membunuh Ki Kowek. Kemudian beliau diangkat menjadi Penghulu Kadipaten Kaliwungu atau Penasehat Adipati. Beliau merupakan keturunan Raden Brawijaya V. Beliau juga menurunkan generasi keturunan yang
sholeh-sholeh, bahkan banyak yang menjadi ulama besar di Kaliwungu. Diantara
keturunan beliau yang menjadi ulama di Kaliwungu adalah:
KH. Musa bin Abdul Baqi
KH. Abdurrasyid bin KH. Musa
KH. Abdullah bin KH. Musa
KH. Irfan bin KH. Musa
KH. Ridwan bin KH. Musa
KH. A. Badawi bin KH. Abdurrasyid
KH. Utsman bin KH. Abdurrasyid
KH. A. Ru'yat bin KH. Abdullah
KH. Humaidullah bin KH. Irfan
KH. Ibadullah bin KH. Irfan
KH. A. Dum bin KH. Irfan
KH. Abdul Aziz bin KH. Irfan
KH. Asror bin KH. Ridwan
masih banyak lagi keturunan beliau yang menjadi
ulama. Dan sampai sekarang perjuangan mereka dilanjutkan oleh keturunan dan
para penerus-penerusnya.
Derma Wangsa atau Derma Kusuma
Menurut cerita tutur, beliau berasal dari salah satu keraton di daerah timur Jawa Tengah. Ada yang bilang dari Kerajaan Mataram Islam Jogja dan ada juga yang menginformasikan dari Kerajaan Islam Demak.
Dikisahkan, pada suatu waktu terjadi kebakaran hebat yang menimpa sebuah pabrik milik kolonial Belanda di daerah Dukuhturi, sebagian riwayat di daerah Adiwerna, Tegal. Semua orang tidak ada yang berani memadamkan apinya karena sangking besarnya api, bahkan para tentara Belanda pun tidak ada yang sanggup. Kemudian seorang pemuda yang bernama Derma Kusuma masuk ke dalam pabrik seorang diri saat api sedang besar-besarnya melahap bangunan pabrik. Tidak berapa lama kemudian, api pun berangsur-angsur padam. Akhirnya, Derma Kusuma pun masyhur namanya berkat kesaktiannya bisa memadamkan kebakaran hebat seorang diri.
Suatu
ketika beliau dipaksa oleh kolonial Belanda untuk memimpin suatu daerah yang
masih rentan dengan kekacauan dan kekerasan. Penunjukkan kolonial Belanda kepada beliau bukan tanpa alasan, karena dengan keberanian dan kesaktiannya beliau pernah memadamkan kebakaran hebat seorang diri. Kolonial Belanda menyuruh beliau untuk memimpin daerah Sidapurna yang masih rentan kekacauan.
Awalnya beliau
menolak keras perintah kolonial Belanda itu, namun dengan jiwa ksatria dan panggilan
hati nurani untuk membenahi masyarakat. Akhirnya beliau menyanggupi dan meminta
kepada Belanda untuk menyerahkan sepenuhnya banda desa berupa tanah dan
sawah sebagai ujrah (red. upah) dan untuk kepentingan penyelenggaraan
desa serta kemaslahatan masyarakat.
Beliau juga pernah mengeluarkan sabdo
(pernyataan), bahwa kelak 7 keturunannya akan memegang tampuk
kepemimpinan di desa Sidapurna tersebut. Dan sabdo tersebut terbukti,
sampai sekarang sudah 7 keturunan beliau yang menjadi kepala desa di Sidapurna.
al-Faqier ila Rahmati Rabbih
Saifurroyya
Kaliwungu Kota Santri