Ada seorang sahabat Nabi yang bernama Nu’aiman, ia dikenal suka mabuk tetapi ia sangat dicintai oleh Nabi. Kecintaan Nabi pada Nu’aiman dikarenakan ia suka membuat canda tawa, membuat senyum, dan membuat senang Nabi. Kegemarannya minum minuman keras terkadang disindir dan dihukum oleh Nabi, tetapi ia tetap tak bergeming. Bahkan ia juga sering usil dan ngerjain Nabi. Tetapi hal itu tidak mengurangi kecintaan Nabi kepadanya.
Suatu hari, Nu’aiman memesan ikan kepada seorang pedagang sayur keliling dengan diatasnamakan Nabi. Kemudian ikan tersebut diantarkan olehnya ke rumah Nabi. Setelah ikan dimasak, Nabi mengundang Nu’aiman untuk makan bersama. Usai Nabi dan Nu’aiman menyantap bersama sampai habis, Nu’aiman berkata kalau ikan itu belum dibayar. Akhirnya, Nabi pun yang harus membayar ikan tersebut.
Hukuman bagi pemabuk yang diterapkan Nabi kepada Nu’aiman berupa jilid sebanyak 40 kali. Akan tetapi, Nu’aiman tidak pernah kapok, ia masih gemar mabuk-mabukkan. Saat para sahabat marah dan menghujat kegemaran Nu’aiman dalam bermabuk-mabukkan dengan berkata, “Hai Nu’aiman, engkau sangat dekat dengan Nabi tapi engkau tidak malu melanggar aturan-aturan Allah dan Rasul-Nya?”. Seketika itu, Nabi bersabda, “Janganlah engkau menghujat Nu’aiman, karena ia cinta Allah dan Rasul-Nya”.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi
Disarikan dari ceramah KH. Baha’uddin Nursalim (Gus Baha’) di akun youtube
ADS HERE !!!