Keusilan dan isengnya Nu’aiman kepada para sahabat tidak selesai usai Nabi wafat. Suatu waktu, ada seorang buta shalat di sebuah Masjid. Saat sedang i’tikaf, ia kebelet buang air kecil, keusilan Nu’aiman muncul, Nu’aiman mengantar orang buta itu tidaklah ke toilet tapi malah ke tempat imam (mimbar). Setelah di tempat pengimaman, Nu’aiman meninggalkannya dan langsung saja orang buta itu buang air kecil. Seketika para sahabat teriak, “Hai fulan, apa yang engkau lakukan?”. Orang buta itu pun marah kepada Nu’aiman seraya bersumpah, “Awas, nanti kalau aku bertemu dengan orang yang mengantar tadi, akan aku pukul”.
Karena buta, orang yang dikerjain Nu’aiman pun tidak berhasil menemukan. Hingga suatu hari, saat Utsman bin Affan sedang i’tikaf di Masjid, Nu’aiman kembali usil. Nu’aiman mendekati orang buta yang beberapa hari lalu dikerjain olehnya. Nu’aiman berkata, “Wahai Fulan, engkau ingin tahu siapa yang ngerjain tempo hari?”. Orang buta itu menjawab, “Ya, dimana dia?”. Dan keusilan Nu’aiman pun kambuh lagi, Nu’aiman mengantar orang buta itu mendekat ke arah Utsman bin Affan. Setelah orang buta itu mendekat Utsman bin Affan, Nu’aiman pun meninggalkannya. Langsung saja, orang buta itu memukulkan tongkatnya ke tubuh Utsman bin Affan. Seketika, para sahabat geger kalau Utsman bin Affan dipukuli.
Setelah kejadian itu, para sahabat tahu kalau semua itu kelakuannya Nu’aiman. Akan tetapi, para sahabat membiarkan saja karena teringat pesan Nabi untuk tidak menghujat Nu’aiman, dan teringat sabda Nabi kalau Nu’aiman cinta Allah dan Rasul-Nya.
Wallahu A’lam
Oleh: Saifur Ashaqi
Disarikan dari ceramah KH. Baha’uddin Nursalim (Gus Baha’) di akun youtube
ADS HERE !!!