Adam berbuat maksiat, kemudian ia bertobat. Padahal para nabi adalah ma‘shum (terjaga) dari perbuatan dosa. Dalam menanggapi persoalan ini, kami akan menjawab melalui tiga jawaban berikut ini:
1.) Kesalahan yang dilakukan Adam karena ia belum diangkat sebagai nabi. Dan keadaan ma‘shum ini hanya berlaku sesudah ia menduduki jenjang kenabian.
2.) Kesalahan itu dilakukan karena dalam keadaan alpa atau lupa. Kemudian kelupaan ini dikatakan sebagai maksiat karena mengingat kedudukan Adam yang tinggi, maka lupa atau alpa ini tidak bertentangan dengan keadaan ma‘shum.
3.) Ayat yang menjelaskan permasalahan ini termasuk ayat mutasyabih, sebagaimana ayat-ayat lain yang menceritakan berbagai kisah. Ayat-ayat tersebut tidak bisa dipahami secara lahiriah nas saja. Di dalam memahaminya, kita harus menyerahkan sepenuhnya kepada Allah swt. Sebab, hanya Allah-lah yang mengetahui makna sebenarnya. Demikianlah pendapat ulama salaf. Atau bisa juga dikatakan sebagai tamsil (perumpamaan) menurut pendapat ulama khalaf.
Sumber : Tafsir Al-Maraghi
ADS HERE !!!