Sayyidina Ali Karramallahu wajhahu berkata, “Bahwa syarat mencari ilmu bagi para pencarinya harus memenuhi syarat-syarat untuk mendapatkannya, yaitu;
1.) Kecerdasan (ذكاء)
Dalam mencari ilmu kecerdasan menjadi faktor utama yang harus dikembangkan, seperti kecerdasan spiritual, emosional dan sosial. Jika tiga kecerdasan tersebut dapat dicapai, maka akan terbentuk apa yang disebut “insan kamil” yaitu manusia yang sehat jasmani dan rohaninya.
2.) Ketamakan (حرص)
Maksudnya adalah dalam mencari ilmu diperlukan sikap tamak/rakus, yaitu rasa ingin tahu dan tidak mudah puas terhadap ilmu yang dipelajari. Dari sikap tamak tersebut akan muncul sifat kritis dan haus akan ilmu.
3.) Sabar, ulet, rajin dan sungguh-sungguh (اصطبار)
Kesabaran dan kesungguhan dalam mencari ilmu adalah kunci keberhasilan. Sabar dalam menghadapi ujian, kesulitan dalam memahami ilmu, dan sungguh-sungguh untuk memperoleh ilmu. Sebagaimana sebuah ungkapan yang cukup populer di kalangan para santri :
“Barangsiapa yang sungguh-sungguh ia akan dapat mewujudkan”.
Atau kata Syeikh Al-Umrithy:
“Apabila seorang pemuda (pelajar) itu memiliki i’tikad (keyakinan), ia akan diangkat derajatnya. Barangsiapa yang tidak memiliki keyakinan, maka ia tidak akan mendapatkan manfaat apa-apa”.
4.) Bekal (بلغة)
Kata pepatah Jawa, “Jer basuki mowo beo”. Tidak ada pendidikan yang gratis. Semua memerlukan biaya, seperti biaya operasional, makan minum, membeli kitab/buku dan lainnya.
5.) Bimbingan guru
Dalam mencari ilmu, guru adalah faktor utama keberhasilan dalam mencari ilmu. Arti lain dari bimbingan guru ialah para pencari ilmu harus memiliki hubungan kedekatan emosional dengan gurunya. Dari gurulah ia menerima nasihat, bimbingan, dan doa guru. Dari hal inilah para pencari ilmu akan mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Sebab ilmu yang bermanfaat itu diperoleh tidak hanya sekedar hadir dalam majlis ilmu, akan tetapi karena kedekatan dan khidmah para pencari ilmu kepada sang guru.
6.) Lama waktunya (طول الزمان)
Mencari ilmu membutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan ilmu. Sehingga dengan waktu yang cukup, para pencari ilmu benar-benar matang dalam memahami ilmu dan merasakan lezatnya ilmu (لذة العلم), sehingga ilmunya dapat meresap dalam hati (راسخ في القلب). Bahkan mencari ilmu itu wajib dicari sepanjang hidup (long life education).
Wallahu A’lam
Sumber: Situs PBNU
ADS HERE !!!