Imam Junaed Al-Baghdadi ditanya oleh seseorang, “Bagaimana cara menuju hakikat?”, Sang Imam menjawab, “Pertama, bertobat kepada Allah yang dapat menghilangkan kelanggengan dalam berbuat maksiat. Kedua, takut kepada Allah yang dapat menghentikan perbuatan menunda-nunda perbuatan baik. Ketiga, harapan yang dapat memotivasi beramal, menghinakan diri sendiri yang dapat mendekatkan diri pada kematian dan harapan sesudah kematian”.
Selanjutnya ditanyakan juga, “Dengan cara apa bisa sampai ke hakikat ini?”. Beliau menjawab, “Hati yang satu dan bertauhid hanya kepada Allah. Ketika hati hanya ingat kepada Allah dan membersihkan segala sesuatu selain-Nya, maka inilah yang disebut dengan lembut dan rahasia tauhid yang tidak bisa diumpamakan dengan apapun, karena sesungguhnya ia adalah sebuah isyarat yang tidak bisa dipahami kecuali oleh ahlinya, dan tidak boleh disebarluaskan kecuali mereka.
Barangsiapa yang menyebarluaskan segala rahasia selain ahlinya, maka sesungguhnya halal darahnya dan diperbolehkan untuk membunuhnya.
Syeikh Ibnu Ajibah berkata, “Alam dunia dan segala bentuk wujudnya adalah sebuah kegelapan. Sebab ia merupakan hijab (penghalang) bagi orang yang memiliki keinginan untuk melihat Tuhan-Nya. Dan merupakan awan yang menutupi sinar matahari bagi orang yang memiliki pandangan dari sudut inderawi.
Dalam hal ini, Syeikh Syasytary berkata, “Jangan engkau lihat tempatnya, dan selamilah lautan makna, agar engkau bisa melihat Allah. Maka ketahuilah, bahwa alam dunia itu diibaratkan seperti kegelapan. Dan hanya orang yang disinari oleh cahaya Allah-lah yang dapat melihat tajally Allah. Barangsiapa yang melihat segala sesuatu melalui panca indera, maka sesuatu yang nampak adalah jasad yang gelap, dan barangsiapa yang dapat menembus hingga ke hati yang paling dalam (sirr), maka sesungguhnya ia telah melihat cahaya di Alam Malakut.
Allah berfirman, “Allah adalah cahaya langit dan bumi”. Ringkasnya, bahwa yang dikatakan Syeikh Ibnu Atha’illah, bahwa alam semesta adalah kegelapan, hal tersebut terutama bagi para ahli hijab. Dan yang demikian itu merupakan karakteristik perwujudan dari gambaran alam dunia yang terdapat dalam cermin hati mereka. Adapun Ahli Ma’rifat, mereka bisa menembus melalui bashirah nya untuk melihat Allah. Sehingga mereka berpendapat, bahwa alam dunia merupakan cahaya emanasi dari lautan Jabarut, maka jadilah alam dunia ini dalam pandangan mereka terlihat sebagai Nur (cahaya) Allah swt.
Kesimpulan
Dalam Ilmu Tasawuf bagi para salikin yang sedang menempuh jalan menuju hakikat, diperlukan 3 tahapan untuk mencapai ke sana. Pertama tobat, kedua khauf dan ketiga raja’. Ketiga tahapan tersebut tidak sekedar dilakukan dengan amal lahiriyah, tetapi dilakukan sesuai persyaratan yang sangat ketat, yaitu hati para pencari hakikat itu tidak boleh dalam satu detikpun lupa kepada Allah, dzikir terus-menerus dan ia harus sudah bisa melepaskan diri serta membuang jauh-jauh segala kecintaan terhadap alam dunia. Sebab alam dunia menurut Ilmu Tasawuf adalah suatu kegelapan yang dapat menghalangi cahaya Allah yang akan masuk ke dalam sirr-Nya. Ketika sirr-Nya sudah benar-benar terang benderang dan tidak ada lagi hijab (penghalang), maka ia telah merasakan kenikmatan yang luar biasa, yaitu bisa menyaksikan Al-Haq, dan ia melihat bahwa alam dunia dan seisinya merupakan Emanasi (pancaran) dari sinar cahaya dari Yang Satu, yang memancarkan sinarnya ke semua makhluk. Jika para pencari hakikat telah sampai pada tahapan ini, maka alam dunia bukan lagi disebut kegelapan, akan tetapi semua telah berubah menjadi cahaya (nur) yang terang benderang.
Beberapa Istilah dalam Ilmu Tasawuf:
1.) Sarana (Wasilah), An-Nadhar (pandangan) manusia dibagi menjadi 3 tingkatan, yaitu; pertama bashar (البصر) melihat dengan mata lahir. Bashar ini hanya mampu melihat pada hal-hal yang bersifat inderawi; kedua bashirah (البصيرة), yaitu melihat dengan hati kecil/halus, sudah bisa menembuh hal-hal yang bersifat substantif dan supra-rasional; dan ketiga sirr (السر), yaitu melihat dengan hati yang super lembut, mampu melihat sampai Alam Jabarut (حضرة الله).
2.) Al-kaun (ألكون), al-aghyar (ألأغيار) adalah alam dunia seisinya.
3.) Al-Faidh (ألفيض) adalah emanasi yaitu bahwa proses penciptaan alam dunia (ألكون) itu berawal dari pancaran sinar dari Yang Satu (ألعقل الفعال) yang memacarkan sinarnya ke beberapa tingkatan akal, sehingga wujudlah alam semesta ini.
Wallahu A’lam
Sumber: Situs PCNU Kendal
ADS HERE !!!