Syeikh Ibnu Atha’illah As-Sakandary mengelompokkan 3 golongan manusia dalam melihat Allah. Pertama, golongan umum (ألعموم), Kedua golongan khusus (ألخصوص), dan ketiga golongan khususnya khusus (خصوص الخصوص).
Golongan umum, yaitu mereka bisa melihat alam (ألكون), tetapi tidak bisa melihat Allah, baik saat mereka dalam alam (dunia), sebelum maupun setelah mereka meninggalkan dunia. Hati mereka sangat membutuhkan cahaya (ألنور), karena telah tertutup oleh alam.
Golongan khusus, yaitu mereka yang telah sampai maqam (derajat) baqa’ (hakikat) yang sudah bisa melihat Allah dengan bashirahnya di atas alam. Mereka tetap berada di alam, akan tetapi hatinya tidak melihat apa-apa, selain Allah. Sesungguhnya mereka melihat Allah, dengan melihat mediator dan yang dimediasi sekaligus.
Sedangkan golongan ketiga, Khususnya khusus, yaitu mereka hanya melihat Allah dan sudah tidak melihat perantaranya tanpa permulaan dan akhiran, serta tidak berada di tempat tertentu. Sebagaimana sebuah ungkapan dari Ahli hakikat:
“Sejak aku mengenal Allah, aku tidak melihat selain-Nya, sebagaimana selain-Nya (alam) terhalang masuk dalam hatiku”.
Kesimpulan:
Bagi orang awam tidak bisa melihat Allah, karena hatinya tertutup oleh syahwat duniawi, hatinya berada dalam kegelapan tidak ada cahaya yang menyinari. Hal tersebut terjadi ketika mereka hidup di alam dunia, sebelum maupun setelah mereka meninggalkannya.
Bagi golongan Khusus, mereka bisa melihat Allah dengan bashirahnya, namun mereka masih berada di tengah antara perantara dengan Allah.
Sedangkan golongan Khususnya khusus, mereka hanya melihat Allah tanpa disertai perantara. Seperti halnya Nabi Muhammad saw. saat bertemu Allah di Sidratul Muntaha tanpa perantara Malaikat Jibril. Sebab Malaikat Jibril tidak diijinkan Allah menyertai Nabi Muhammad saw. hingga Sidratul Muntaha.
Bagi mereka yang sudah mencapai maqam (derajat) golongan ketiga ini, hati mereka hanya melihat Allah, karena alam (makhluk) sudah tertutup tidak bisa masuk ke dalam hatinya. Sebaliknya golongan umum tidak bisa melihat Allah, karena hatinya dipenuhi syahwat duniawi, sehingga hatinya gelap tidak ada cahaya yang meneranginya.
Wallahu A’lam
Sumber: Situs PCNU Kendal
ADS HERE !!!