Beliau adalah Syaikhul-Islam, Mahaguru, penganjur dan pemimpin utama dalam bidang dakwah dan pendidikan. Dari keturunan Syaikh yang mulia, Abdullah bin Alwi Al-Haddad, Al-Alawi, Al-Husaini, Al-Hadhrami, Asy-Syafi‘i. Imam ahli pada zamannya, yang sering berdakwah kepada jalan Allah, berjuang untuk mengembangkan agama yang suci dengan lisan dan penanya, menjadi tumpuan dan rujukan orang banyak dalam ilmu pengetahuan.
Beliau dilahirkan di sebuah desa di kota Tarim, yakni sebuah kota di negeri Hadhramaut yang terkenal, pada tanggal 5 Shafar 1044 Hijriyah. Beliau dibesarkan di kota tersebut, yang terkenal sebagai pusat pemukiman kaum Asyraf (keturunan Syaikh) dari keturunan Sayyidina Husain bin Ali bin Abu Thalib. Di sanalah beliau mempelajari Al-Qur'an dan menghafalnya.
Semasa kecil, beliau kehilangan penglihatannya disebabkan tekanan penyakit cacar. Tetapi, Allah swt. berkenan menggantikan penglihatan lahir itu dengan penglihatan batin. Beliau senantiasa menuntut ilmu agama dan mendalaminya, sehingga menjadi seorang yang alim dan ahli dalam segala seluk-beluknya. Kemudian beliau menjadi pendamping para ulama yang terkenal di zamannya, sehingga Allah swt. mengaruniakan kekuatan menghafal yang sangat menakjubkan dan pemahaman yang luar biasa.
Beliau senantiasa bersungguh-sungguh dalam menjalankan amal ibadahnya, menyertakan amal di samping ilmu. Demikianlah gaya hidup beliau sejak usia remaja hingga dewasa dan menjadi tua. Kemudian, beliau mulai giat mendidik murid-muridnya dan membimbing para peminat menuju ke jalan Allah Ta‘ala. Karena itu, banyak pelajar yang datang mengunjunginya dari berbagai pelosok dan rantau, sehingga tersebar luaslah manfaat yang disemaikan beliau ke segala penjuru. Beliau juga gemar merantau dan mengunjungi berbagai negeri untuk berdakwah dan menyebarkan ilmu pengetahuan, sehingga tersebar luas pulalah pengajaran ilmu agama itu kepada orang banyak.
Beliau juga seorang penyair yang berbakat. Syair-syair yang diungkapkannya sangat mempesona. Juga seorang penulis yang puitis. Tulisannya sungguh merasuk dan memikat hati. Pidatonya senantiasa menimbulkan minat para pendengarnya, dan hujjah-hujjah yang dilontarkannya acapkali melumpuhkan lawan bicaranya.
Beliau dikenal sebagai seorang pengarang yang gamblang segala ungkapannya, mantap dalam pengolahannya, mendalam segala bahasannya, teliti dalam pengambilannya, jelas hujjahnya, penerangannya mengagumkan dan sangat luas interpretasinya. Beliau senantiasa menguatkan pembicaraannya dengan ayat-ayat Al-Qur'an, hadis-hadis Nabi saw. serta pendapat para tokoh dan imam, untuk melenyapkan segala gangguan dalam diri dan waswas dalam dada setiap yang syubhat, dan meluruskan setiap buruk sangka, sehingga tidak tertinggal satu kesulitan pun melainkan diuraikannya, atau satu persoalan pun melainkan dijawabnya. Yang demikian itu bisa kita simak di dalam semua karangannya misalnya, An-Nashaihu Ad-Díniyah, sebuah risalah yang berjudul, Ad-Da’wah At-Tammah, risalah lain yang berjudul, Al-Mudzkarah ma‘al-ikhwan wal-muhibbin, dan risalah Al-Fushul Al-Islamiyah dan Ittihafus-Sail bi Ajwibatil-Masail dan sebuah diwan (kumpulan syairnya) yang terkenal itu.
Allah mewafatkan beliau radhiyallahu ‘anhu pada hari Selasa petang, 7 Dzul-Qa’dah 1132 Hijriyah, dan dikebumikan di pekuburan Zanbal, di kota Tarim. Semoga Allah swt. melipatgandakan balasan-Nya dengan pahala yang banyak.
Di antara buku-buku yang terbaik karya Imam Al-Haddad rahimahullah ialah bukunya yang berjudul, An-Nashaihu Ad-Díniyah wal-Washaya Al-imaniyyah. Beliau telah menyusunnya, persis seperti yang beliau katakan dalam muqaddimah bukunya yaitu, “Saya mencoba menyusunnya dengan ungkapan yang mudah, supaya dekat dengan pemahaman khalayak, dan saya gunakan perkataan-perkataan yang ringan, supaya segera dipahami dan mudah ditangkap maksudnya oleh orang-orang khusus dan orang-orang awam dari ahli iman dan Islam.”
Beliau melengkapi buku itu dengan perkara-perkara yang wajib diketahui oleh setiap muslim, misalnya yang berkaitan dengan akidah (keyakinan) dan hukum, keluhuran budi pekerti dan akhlak terpuji yang harus kita teladani.
Beliau juga menerangkan tentang kerangka dasar dakwah ke jalan Allah dan tata cara menunaikan hak-hak Allah dengan menguatkan penerangannya berdalilkan firman-firman Allah Ta‘ala, sabda Nabi saw. dan pendapat para imam dan alim ulama, yang dirasa tidak pantas seorang muslim mengabaikannya, yang bahkan seorang alim, juru dakwah, guru ataupun murid senantiasa memerlukannya.
Sengaja saya menambahkan berbagai penjelasan terhadap ungkapan pengarang yang tidak ada pada naskah aslinya, agar mudah disimak dan sudi dirujuk apabila perlu. Saya juga telah memberikan pembabakan bagi tiaptiap pembicaraannya, serta membuat komentar-komentar yang perlu, di samping berbagai perbaikan yang teliti, sehingga buku ini menjadi sempurna untuk dipersembahkan, sesuai dengan maksud dan tujuan yakni, mudah, enak dan indah.
Semoga Allah swt. memberi balasan pahala kepada pengarang dan penerbit, bagi pihak Islam dan kaum muslimin, dan bagi pihak ilmu pengetahuan dan ahli ilmu pengetahuan, serta mendatangkan manfaat yang besar.
Sumber: Kitab An-Nashaihu Ad-Díniyah wal Washaya Al-Imaniyyah