Hajar Aswad yang ada di Baitullah adalah batu asli yang diturunkan Allah swt. kepada Nabi Adam. Mayoritas sejarawan Arab mengatakan bahwa Hajar Aswad (Batu Hitam) pada mulanya berwarna sangat putih. Sebagian mereka meyakini bahwa awalnya Hajar Aswad adalah intan besar yang tiada duanya. Ia memancarkan cahaya yang sanggup menjadikan sekeliling Baitullah terang benderang. Lalu, mengapa batu yang awalnya sangat putih kini menjadi hitam legam? Jawabannya adalah karena orang-orang musyrik dan kafir sering menyentuh batu tersebut dengan tangan mereka.
Ketika membangun Baitullah, Nabi Ibrahim memerintahkan Nabi Ismail untuk mengambil bebatuan dari Dzu Thuwa, sebuah tempat yang tidak jauh dari Baitullah. Nabi Ibrahim pun membangun dinding Baitullah setinggi sembilan hasta. Selain itu, Ka’bah dijadikannya memiliki dua pintu. Satu pintu menghadap ke barat dan lainnya menghadap ke timur. Selanjutnya, bersama anaknya, Nabi Ibrahim as. mengumpulkan bermacam-macam tumbuh-tumbuhan padang pasir yang mengeluarkan aroma harum. Kemudian ia melumuri sekeliling bangunan Ka’bah dengan wewangian. Setelah itu, Allah swt. mengutus Malaikat Jibril as. menemui keduanya pada tanggal 8 Dzulhijjah. Bersama Malaikat Jibril as., anak dan bapak tersebut bertolak ke Mina dan menginap (mabit) di sana sebgaimana dilakukan Nabi Adam.
Wallahu A’lam
Sumber : Ensiklopedi Al-Qur’an
ADS HERE !!!