Abu Dawud menyebutkan bahwa ayat ini turun mengenai Abu Hindin, ia adalah seorang pembekam Nabi saw. Ia ber-kata, bahwa Rasulullah saw. menyuruh Bani Biyadah agar mengawinkan Abu Hindin dengan seorang wanita dari mereka. Maka mereka berkata kepada Rasulullah saw. apakah kami harus mengawinkan anak-anak perempuan kami dengan bekas- bekas budak kami? Maka Allah ‘Azza wa Jalla pun menurunkan ayat: “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS. Al-Hujurat : 13)
Diriwayatkan dari Abu Mulaikah dia berkata, pada peristiwa Fathu Makkah. Bilal naik ke atas Ka‘bah lalu azan. Maka berkatalah ‘Attab bin Usaid bin Abil ‘Ish, “Segala puji bagi Allah yang telah mencabut nyawa ayahku, sehingga tidak menyaksi-kan hari ini.” Sedang Al-Haris bin Hisyam berkata, “Muhammad tidak menemukan selain burung gagak yang hitam ini untuk di- jadikan mu'azin.” Dan Suhail bin Amr berkata, “Jika Allah menghendaki sesuatu maka bisa saja Dia mengubahnya.” Maka Jibril datang kepada Nabi saw. dan memberitahukan kepada beliau apa yang mereka katakan. Lalu mereka pun dipanggil dan ditanya tentang apa yang telah mereka katakan, dan mereka pun mengaku. Maka Allah pun menurunkan ayat ini sebagai pencegahan bagi mereka dari membanggakan nasab, mengunggul-unggulkan harta dan menghina kepada orang-orang fakir. Dan Allah menerangkan bahwa keutamaan itu terletak pada takwa.
Ath-Thabari mengatakan, Rasulullah saw. berkhutbah di Mina di tengah hari-hari Tasyriq, sedang beliau berada di atas untanya. Beliau bersabda, “Hai manusia, ketahuilah sesungguhnya Tu-hanmu adalah Esa dan ayahmu satu. Ketahuilah tidak ada ke-lebihan bagi seorang Arab atas seorang ‘Ajam (bukan Arab) maupun bagi seorang ‘Ajam atas seorang Arab, atau bagi orang hitam atas orang merah, atau bagi orang merah atas orang hitam, kecuali dengan takwa. Ketahuilah, apakah telah aku sampaikan?” Mereka menjawab, “Ya.” Rasul bersabda, “Maka hendaklah yang hari ini menyaksikan (hadir) menyampaikan kepada yang tidak hadir.”
Diriwayatkan pula dari Abu Malik Al-Asy‘ari, ia berkata bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya Allah tidak memandang kepada pangkat-pangkatmu dan tidak pula kepada nasab-nasabmu dan tidak pula kepada tubuhmu, dan tidak pula kepada hartamu, akan tetapi, memandang kepada hatimu. Maka barang siapa mempunyai hati yang saleh, maka Allah belas kasih kepadanya. Kamu tidak lain adalah anak cucu Adam. Dan yang paling dicintai Allah di antara kamu ialah yang paling bertakwa.”
Ibnu Umar ra. meriwayatkan bahwa Nabi saw. pernah berkhutbah kepada orang-orang banyak pada Fathu Makkah, sedang beliau berada di atas kendaraannya (unta). Beliau me-muji dan menyanjung Allah dengan pujian dan sanjungan yang patut diterima-Nya. Kemudian beliau bersabda, “Hai manusia, sesungguhnya Allah benar-benar telah menghilangkan dari kamu keangkuhan dan kesombongan jahiliyyah dengan nenek moyang mereka. Karena manusia itu ada dua macam, yaitu orang yang baik dan bertakwa serta mulia di sisi Allah, dan orang yang berdosa, sengsara dan hina di sisi Allah Ta‘ala. Sesungguhnya Allah ‘Azza wa jalla berfirman, “Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sungguh, yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa. Sungguh, Allah Maha Mengetahui, Mahateliti.” (QS. Al-Hujurat : 13). Kemudian beliau bersabda, “Aku ucapkan kata-kataku ini dan aku memohon ampun kepada Allah untuk diriku dan untukmu.”
Wallahu A’lam
Sumber : Tafsir Al-Maraghi
ADS HERE !!!