Peringatan atas bahaya godaan Iblis dan setan dapat ditemukan di banyak ayat Al-Qur’an. Peringatan atas segala jenis tipu daya Iblis dan setan dengan antara lain disebutkan di surah Fathir ayat 5-6 berikut ini:
“Hai manusia, sungguh janji Allah adalah benar, maka sekali-kali janganlah kehidupan dunia memperdayakan kamu dan sekali-kali janganlah penipu ulung memperdayakan kamu tentang Allah. Sungguh setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh,” (QS. Fathir: 5-6).
Surah Fathir ayat 5-6 mengingatkan manusia untuk mengambil posisi dan sikap yang jelas terhadap Iblis dan setan. Sikap bermusuhan dengan Iblis dan setan tidak mudah karena tipu daya keduanya sering kali tampak halus. Pada ayat lain, Allah mengaingatkan bahwa Iblis dan setan mendorong anak Adam secara nyata ke arah perbuatan jahat dan keji sebagaimana Surat Al-Baqarah ayat 168-169 berikut ini:
“Janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan karena sungguh ia adalah musuh yang nyata bagimu. Sungguh setan itu hanya menyuruh kamu berbuat jahat dan keji, dan mengatakan kepada Allah apa yang tidak kamu ketahui,” (QS. Al-Baqarah: 168-169).
Syekh Ihsan M Dahlan Jampes mencatat dialog Iblis dan Nabi Muhammad saw. perihal umatnya yang menjadi musuh Iblis. Pada dialog itu, Iblis menyebut lima belas macam orang dari umat Nabi Muhammad saw. yang menjadi musuhnya.
“Suatu hari Allah memerintahkan Iblis untuk mendatangi Nabi Muhammad saw. dan menjawab semua pertanyaan yang diajukan olehnya.
“Untuk apa kau datang?” kata Nabi Muhammad saw.
“Allah memerintahkanku untuk mendatangi dan menjawab semua pertanyaan yang engkau ajukan kepadaku,” jawab Iblis.
“Ok, wahai makhluk yang dikutuk oleh Allah, berapa musuhmu dari kalangan umatku?” tanya Nabi Muhammad saw.
“Lima belas,” kata Iblis segera menyebutkan rincian lima belas itu.
Pertama, kamu (Nabi Muhammad saw.).
Kedua, pemimpin yang adil.
Ketiga, orang kaya yang rendah hati.
Keempat, pengusaha yang jujur.
Kelima, orang alim yang berusaha khusyuk.
Keenam, orang beriman yang ikhlas.
Ketujuh, orang beriman yang berhati penyayang.
Kedelapan, orang tobat yang istiqomah.
Kesembilan, orang yang berhati-hati (wara‘) dari barang haram.
Kesepuluh, orang beriman yang menjaga wudhu.
Kesebelas, orang beriman yang banyak sedekah.
Kedua belas, orang beriman yang baik budi dalam interaksi dengan orang lain.
Ketiga belas, orang beriman yang berguna bagi orang lain.
Keempat belas, penghafal Al-Qur’an yang selalu melafalkannya.
Kelima belas, mereka yang tahajud di saat orang lain ternyenyak.
Lihat: Syekh Ihsan M Dahlan Jampes, Sirajut Thalibin ala Minhajil Abidin, juz I, hal. 280.
Ayat Al-Qur’an dan riwayat ini mendorong kita untuk waspada terhadap godaan Iblis dan setan. Semoga Allah menjadikan kita menjadi salah satu dari 15 jenis umat Nabi Muhammad saw. yang menjadi musuh Iblis dan pasukannya (setan).
Wallahu A‘lam
Sumber: Situs PBNU