Pondok
Pesantren Putra-Putri Roudlotut Tholibin (PP. ASPIR) berdiri di Kp. Pesantren,
Kaliwungu, Kendal, pada tanggal 26 Desember 1986 M / 29 Sya’ban 1406 H.
Pesantren ini didirikan oleh seorang ulama bernama KH. Chudhori Ghozali putra
dari KH. Ghozali dan Ibu Hj. Aminah. KH. Chudhori berasal dari daerah Tegal,
tepatnya dari Desa Grobogwetan Kec. Pangkah Kab. Tegal. Beliau adalah
putra ke- 4 dari 9 bersaudara. Pada saat berumur 7 tahun, beliau sudah mulai
menimba ilmu agama di Ponpes Babakan, Ciwaringin, Cirebon dari tahun 1946 –
1947 M.
Kemudian melanjutkan
pendidikannya di Ponpes APIK Kauman, Kaliwungu dari tahun 1952 - 1955 dan
berakhir di Ponpes APIP Kp. Pesantren, Kaliwungu. Setelah bertahun-tahun di
Kaliwungu, akhirnya beliau menikah dengan salah seorang gadis Kp. Pesantren
yang bernama Nyai Hj. Suriyatun, beliau masih keturunan ke-5 dari KH. Asy’
ari (Kyai Guru), seorang ulama besar dan pendiri Masjid Besar Al-Muttaqien
Kaliwungu. Di kampung inilah, KH. Chudhori mendirikan Pondok Pesantren Putra-Putri
Roudlotut Tholibin (PP. ASPIR).
Pada tahun
1998, Nyai Hj. Suriyatun dipanggil Allah swt. saat menunaikan ibadah haji
bersama KH. Chudhori. Dan di sanalah Nyai Hj. Suriyatun dikebumikan,
tepatnya di pemakaman Baqi’, Madinah. Dari pernikahan Abah KH. Chudhori
dengan Nyai Hj. Suriyatun sama sekali tidak mendapatkan keturunan.
Tahun 1999,
KH. Chudhori menikah lagi dengan Nyai Hj. Nai'mah Al-Hafidhoh Binti KH. Dawud
Hasyim dari Kaplongan, Karang Ampel, Indramayu. Dari pernikahan ini lahirlah
putra dan putri beliau yang bernama Muhammad Agus Fawaid dan Syarifatus
Shufiyah.
Saat musim
haji tiba pada tahun 2005, KH. Chudhori Ghozali bersama Nyai Hj Nai'mah
Al-Hafidhoh menunaikan ibadah haji. Namun, sebelum prosesi ibadah haji selesai,
KH. Chudhori sowan kehadirat Allah swt (wafat). Beliau juga dimakamkan di Baqi’,
Madinah. Menurut sebagian ulama Kaliwungu, makam KH. Chudhori tidak jauh dari
Makam Nyai Hj. Suriyatun, istri pertama beliau.
KH. Chudhori
wafat meninggalkan seorang putra bernama Muhammad Agus Fawaid pada usia 4 tahun
dan seorang putri bernama Syarifatus Shufiyah pada usia 2 tahun. Karena belum
siapnya keturunan beliau untuk meneruskan perjalanan Ponpes, maka kepengasuhan
Ponpes diserahkan kepada K. Shodikin Safari yang masih kerabat dari Nyai Hj.
Suriyatun. Sedangkan untuk Ketua Yayasan sepenuhnya diserahkan kepada K.
Saifudin Syafi'i yang masih keponakan KH. Chudhori.
Bertepatan
dengan haul KH. Chudhori pada tahun 2007, Nyai Hj Nai'mah Al-Hafidhoh menikah
lagi dengan seorang ulama, yaitu KH A. Muchsin Ghofur, putra dari KH. Abdul
Ghofur dan Ny. Hj. Aminah. Beliau lahir di Desa Plumpung Rejo, Kandangan, Pare,
Kediri.
Setelah
selesai mencari ilmu dan khidmah (mengajar) sampai paripurna kelas III Aliyah
di Madrasah Ponpes Hidayatul Mubtadi'ien, Lirboyo, Kediri pada tahun 1990. Pada
tanggal 8 Oktober 1990 M/20 R. Tsani 1411 H, KH. A.
Muchsin menikah dengan seorang putri kyai bernama Nyai Hj. Ummu Ni'matin Nada.
Nyai Hj. Ummu adalah putri pertama seorang ulama Blitar yang bernama KH. Ihsan
Abdul Mu'thi (Pengasuh Ponpes Putra-Putri Abul-Faidl, Desa Bakalan,
Wonodadi, Blitar, Jawa Timur.
Dan KH. A.
Muchsin berdomisili di Desa Bakalan ini selama kurang lebih 17 tahun membantu
mengelola Ponpes dan Madrasah Putra-Putri, juga merintis Ponpes Putra-Putri
sendiri. Beliau menikah dengan Nyai Hj. Ummu dikaruniai 5 Anak : (1) Nila
Nailul Fitria, lahir 23 Sept 1991 (2) Vina Faridatul Aniqoh, lahir
25 Sept 1992 (3) Moh. Abdul Aziz Al-Fawwaz, lahir 27 Maret 2002 (4) Moh. Abdul
Lathif Al-Maddah, lahir 27 Agustus 2004 (5) Moh. Abdul Hamid Al-Mubarok, lahir 8
Oktober 2005.
Pada akhirnya,
Allah swt. menghendaki berakhirnya rumah tangga beliau dengan Nyai Hj. Ummu
Ni'matin Nada binti KH. Ihsan Abdul Mu'thi. Kemudian KH. A. Muchsin menikah
lagi dengan Ny. Hj. Na’imah Al-Hafidhoh (Janda dari KH. Chudhori) dan secara
otomatis mengemban amanat sepenuhnya sebagai Pengasuh Pondok Pesantren
Putra-Putri Roudlotut Tholibin (PP. ASPIR ) sampai sekarang.
Visi Dan Misi
1.) PP. ASPIR adalah salah satu lembaga pendidikan yang mengkaji
dan mengembangkan ilmu agama dan ilmu pengetahuan yang lain
2.) Ikut serta mencerdaskan
bangsa serta mensukseskan program pendidikan nasional
3.) Mencetak generasi
muslim dan muslimah yang berbudi luhur dan bertaqwa
Oleh Saifurroyya
Dari Berbagai Sumber