Maqolah atau Kalam Hikmah Mbah Munawir
1.) Sebuah Hadits Riwayat Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad saw., bersabda; “Ya Aba Hurairah, pelajarilah Al-Qur’an dan ajarkanlah kepada orang lain. Tetaplah engkau seperti itu hingga mati. Sesungguhnya jikalau kamu mati dalam keadaan seperti itu, malaikat berhaji ke kuburmu sebagaimana kaum mukminin berhaji ke Baitullah al-Haram.”
2.) Sebuah sya’ir; “Semua ilmu termuat di dalam Al-Qur’an, hanya saja orang-orang tak mampu memahami seluruh kandungannya.”
3.) “Jikalau engkau bermaksud akan sesuatu, maka bacalah Surah Yasin.”
4.) “Kalau mengaji Al-Qur’an, maka mengajilah sampai khatam, supaya menjadi orang mulia.”
5.) “Waktu luang yang tidak digunakan untuk nderes Al-Qur’an adalah kerugian yang besar.”
6.) “Setelah seseorang hafal Al-Qur’an, maka haruslah ia tidak suka omong kosong dan tidak menghabiskan waktunya hanya untuk bekerja mencari dunia.”
7.) “Wahai putra dan menantuku yang mempunyai tanggungan Al-Qur’an, apabila kalian belum lancar benar, maka jangan sampai merangkap apapun, baik berdagang ataupun lainnya.”
8.) “Orang hafal Al-Qur’an berkewajiban memeliharanya, maka dari itu jangan melakukan hal-hal termasuk menuntut ilmu yang tidak fardhu, sekiranya dapat menyebabkan hafalannya hilang.”
9.) “Kalau kamu tidak mengaji Qira’ah Sab’ah kepadaku, maka mengajilah kepada Arwani Amin Kudus.”
10.) “Buah Al-Qur’an adalah kebahagiaan dunia dan akhirat.”
|
Mbah Munawir Krapyak bersama ulama lain |
11.) Beliau berkata kepada KH. Basyir; “Marilah uzlah seperti saya, guna mengajarkan Al-Qur’an. Kalau kita memikirkan harta dunia, maka akan binasalah Al-Qur’an nanti.”
12.) Beliau berkata kepada putri beliau, Nyai Hindun; “Orang hafal Al-Qur’an, mengamalkan isi kitab Majmu’ dan Mudzakarot, insyaAllah menjadi orang shalihah.”
13.) Beliau tidak mengijinkan santri-santrinya menjadi Pegawai Negeri Pemerintah Penjajah pada waktu itu.
14.) Beliau menyampaikan apa yang pernah diterima dari guru beliau, KH. Cholil Bangkalan; “Apabila hidayah tiba, permusuhan pun musnah. Jadilah engkau bagaikan air, dibutuhkan oleh siapa dan apa saja. Jika tidak begitu, maka jadilah seperti batu, tidak ada bahaya maupun manfaat (secara aktif –red). Janganlah engkau laksana kalajengking, siapa melihat maka ia pun takut.”
15.) “Seyogyanya engkau hadiahkan berkah surah al-Fatihah kepada segenap kaum muslimin yang masih hidup, lebih-lebih diwaktu tertimpa marabahaya atau berperangai buruk, barangkali dapat menjadi obatnya. Sebagaimana guru saya KH. Cholil pernah mengajarkan. (lihat nomor 16)
16.) Beliau menyampaikan apa yang disampaikan guru beliau, KH. Cholil; “Teman-teman sekalian, jikalau engkau menghadiahkan berkah surah al-Fatihah jangan hanya kepada Muslimin yang sudah meninggal saja, tetapi juga yang masih hidup. Syukurlah jika kepadaku juga. Sebab Nabi Muhammad saw. pernah bersabda; ‘UDDA NAFSAKA MIN AHLIL QUBUUR (anggaplah dirimu termasuk ahli Qubur).”
17.) “Apabila engkau memohon kepada Allah, maka mohonlah Kesejahteraan (‘Aafiyah).”
18.) “Kelak di akhir zaman, Shin akan menguasai seluruh daerah.”
19.) Sebuah sya’ir; “Aku tak bisa mendapatkan kembali apa yang telah meninggalkan diriku, baik dengan LAHFA (kalau), dengan LAYTA (seandainya), ataupun dengan LAW-INNI (andaikan saya).”
20.) “Selama saya masih hidup, putraku yang lelaki selalu saya suruh memakai kopyah. Sedangkan yang perempuan segera saya carikan jodoh, tak usah menunggu orang lain yang datang melamarnya.”
Wallahu A’lam