Mondok di Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Anak (PTYQA) Kudus
Orang tua Muslim mana yang tidak bangga punya anak penghafal Al-Qur’an, Al-hafidz cilik asal Sidoarjo Jawa Timur ini bernama lengkap Roja Muhammad Bisma Rahmatullah. Bocah yang akrab disapa Bisma ini lahir di Kota Gresik Jawa Timur pada 10 April 2007.
Bisma masuk di Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Anak (PTYQA) Yayasan Arwaniyyah, Desa Krandon, Kecamatan Kota, Kabupaten Kudus, Jawa tengah di usia 7 tahun pada pertengahan Tahun 2013.
Bocah Usia 8 Tahun ini diuji tes hafalan oleh guru pembimbing didampingi KH. Ulin Nuha Arwani dan akhirnya khatam Al-Qur’an pada tanggal 12 Februari 2015. Selanjutnya di ikutsertakan dalam wisuda Haflatul Hidzaq pada tahun itu juga. Bisma didaulat sebagai wisudawan terkecil.
Bisma adalah anak pertama dari dua bersaudara (Nama adiknya = Alimudin Sa’idullah). Keduanya lahir dari pasangan Bapak Isma’il dan Ibu Etik. Background atau latar belakang orang tua yang sama-sama tidak penghafal Al-Qur’an ini memang menginginkan dari dulu mempunyai keturunan yang bisa menjaga Kalamullah.
Di Pesantren, selain menghafal Al-Qur’an, pada pagi hari Bisma yang masih duduk di kelas 3 ini juga menuntut ilmu di MI Yanbu’ul Qur’an, yang lokasinya masih berada di dalam lingkungan Asrama Pondok Pesantren.
Selain kegiatan diatas, Bisma dan teman-teman Pesantrennya juga mengikuti kegiatan tambahan di luar rutinitas, seperti; bermain sepak bola, badminton, nonton TV tiap hari libur (Jum’at) dan diajak berenang di Water Boom Kudus.
Adapun kegiatan luar yang bersifat religi adalah berziarah ke makam Simbah KH. Arwani Amin (Pendiri Ponpes Yanbu’ul Qur’an) dan Syech Ja’far Shodiq (Sunan Kudus) setiap hari Jum'at.
Ustadz Yusrul Muna (Guru Qur’annya Bisma) menjelaskan, bahwa di Pondok ini setiap 1 Pembimbing mengurus sekitar 10-12 Anak, dan 1 di antaranya adalah Bisma.
|
Pondok Tahfidz Yanbu'ul Qur'an Anak-anak (PTYQA) Kudus |
Awal masuknya ke Pesantren, diantarkan oleh keluarga dan juga kedua orang tuanya, pada awalnya biasa saja, namun setelah orang tuanya pulang meninggalkan Pondok Pesantren, selama 3 hari Bisma menangis, Hal yang sangatlah wajar untuk bocah usia belia yang tidak ingin jauh dari orang tua, namun lambat laun bocah tersebut bisa menyesuaikan dan adaptasi di lingkungan dan teman yang baru.
Ustadz M. Asrofil Khotim juga Pembimbing santri menambahkan, bahwa Segitiga poin yang harus berjalan beriringan, di antaranya adalah do’a dan semangat dari orang tua, anak yang patuh, dan usaha Ustadz/Pengasuh Ponpes.
Memang berat orang tua saat melepas anak tercintanya menuntut ilmu di lembaga pendidikan Islam ber-asrama (Islamic boarding School). Usia dini yang harusnya mendapatkan kasih sayang juga perlindungan dari orang tua maka harus Mengikhlaskan anaknya untuk diserahkan sepenuhnya di Pondok Pesantren.
Lanjutnya, bisa disimpulkan bahwa Bisma adalah seorang anak yang penurut juga tingkat kecerdasan yang tinggi. Anugerah terindah untuk Bisma yang telah Allah berikan, sehingga mampu mengkhatamkan Al-Qur’an hanya 20 Bulan. (1 Tahun + 8 Bulan).
Ada yang menarik di Pondok Tahfidz Yanbu'ul Qur'an ini, seluruh santri maupun alumni pondok dilarang atau tidak diperkenankan mengikuti lomba sebagaimana wasiat Pendiri Pondok, KH.M. Arwani Amin. Jadi, walaupun Bisma hafal Al-Qur'an di saat usia belia dan lancar tetap tidak diikutsertakan lomba apapun.
"Dengan mendoakan dan niat orang tua yang tulus serta mengikhlaskannya karena Allah, maka tidak ada sedikitpun rasa beban di hati orang tua bisma sebab sudah sepenuhnya diserahkan pada Allah,” jelas ustadz M. Asrofil
|
Bisma bersama Muhaimin Iskandar dan Gus Ipul |
Bisma Hafal Al-Qur’an, Alfiyah Ibnu Malik, Durratun Nasihin dan Bulughul Maram
Sejak belia, Bisma memang sudah terlihat kecerdasannya. Baru berusia 7 tahun, kedua orang tuanya memondokkan di Pondok Pesantren Tahfidz Yanbu’ul Qur’an Anak (PTYQA), Desa Krandon, Kudus, Jawa tengah.
Keinginan dan cita-cita kedua orang tua sejak Bisma dalam kandungan adalah putranya kelak menjadi seorang yang hafal Al-Qur’an. Harapan itupun akhirnya terwujud. Bisma mampu menghafal dan mengkhatamkan Al-Qur’an hanya 20 Bulan. Tepat pada usia 8 tahun, 30 juz Al-Qur’an sudah hafal di luar kepala.
Usai menghafal Al-Qur’an, bocah yang kini duduk dibangku kelas 3 MI Yanbu’ul Qur’an kemudian memulai menghafal nadham Alfiyah Ibnu Malik. Tepat di usia 9 tahun, kitab yang menerangkan ilmu alat dan berisi 1000 bait nadham ini sudah dihafal di luar kepala.
Sementara, kitab Bulughul Maram yang berisi 1500-an hadits dan kitab Durrotun Nasihin sudah khatam dan dihafal di luar kepala pada usia 10 tahun. Hafalan itu dibimbing langsung oleh guru pembimbing didampingi oleh KH. Ulin Nuha Arwani, Pengasuh Pondok Tahfidz Yanbu’ul Qur’an.
|
Bisma mendapat hadiah dari KH. Ma'ruf Amin |
Mendapat Hadiah dan Doa dari KH. Ma’ruf Amin Pada Hari Santri Nasional
Pada peringatan Hari Santri Nasional (HSN) di GOR Delta Sidoarjo, Jawa Timur, Minggu (22/10/2017), Roja Muhammad Bisma Rahmatullah, menjadi tamu kehormatan yang diminta langsung oleh Rois Aam PBNU KH. Ma’ruf Amin.
“Alhamdulillah, muncul kembali ulama muda yang berbakat, Santri asal Gedangan, Sidoarjo yang mondok di Kudus. Mudah-mudahan bisa menular kepada anak-anak kita, Amin,” tutup cucu dari ulama masyhur Almagfurllah Syaikh Nawawi Al-Bantani Al-Jawi itu.
K.H. Ma’ruf Amin juga memberikan hadiah khusus yakni kitab “Marah Labid” atau kitab “Tafsir Al-Munir” sebanyak 2 jilid. Hadiah tersebut disaksikan sekitar 90 ribu santri, Kiai khosh dan para pejabat yang hadir di acara tersebut.
Santri asal Gedangan Sidoarjo yang lahir pada 10 April 2007 itu didaulat sebagai santri teladan. Rois Aam Nahdlatul Ulama KH. Ma’ruf Amin memberinya hadiah kitab "Marah Labid" karya Syaikh Nawawi Al Bantani.
“Anakku yang luar biasa, sudah hafal Al-Qur’an, hafal Alfiyah, hafal Durratun Nasihin, saya kira belum ada yang seperti ini. Mudah-mudahan Allah terus memberinya umur panjang, berguna bagi agama, bangsa dan negara. Supaya melengkapi hafalannya, saya akan memberikan sebuah kitab. Namanya kitab "Marah Labid" yang lebih dikenal dengan nama kitab "Tafsir Munir" karya ulama yang juga menulis kitab "Nashaihul Ibad" yakni Al-Allamah Syaikh Muhammad Nawawi bin Umar Al-Jawi,” kata KH. Ma’ruf Amin.
KH. Ma’ruf Amin berharap Bisma menjadi ulama yang luar biasa.
Sumber: ISKnews.com dan situs lain